Interview With Addictive TV

Addictive TV adalah duet seniman multimedia asal London, Inggris. Dalam setiap pertunjukkan, mereka menggabungkan antara remix musik dan video. Pada tanggal 4 Desember 2009, mereka berkesempatan untuk tampil di Jakarta. Wawancara dilakukan dengan salah satu anggota Addictive TV, yaitu Graham dan manajernya, Francoise. Pewawancara adalah Wok The Rock. Wawancara yang dilakukan pada 5 Desember 2009 ini, bertempat di Ruang Rupa, Jakarta. Pada wawancara ini, ikut hadir, Ade Darmawan.

(scroll down for english version)

Wok : Apakah kamu menggunakan film hasil unduhan untuk diolah kembali (remix) ?
Graham : Tidak sering. Karena terkadang kualitasnya tidak terlalu baik. Seringkali sumbernya berasal dari Amerika, sehingga menggunakan format NTSC atau tipe yang lebih kecil. Baik jika dimainkan di klub-klub kecil. Namun jika dimainkan di layar besar, hasilnya akan terlihat buruk.

Wok : Tapi Torrent juga menyediakan DVD rip, juga dalam tipe VTS.
Graham : Ya. Terkadang kami menemukan video dengan kualitas yang baik di sana. Kadang kami juga menggunakan video hasil unduhan. Pada suatu acara, kami mengolah kembali film Thunderbird, dari tahun 1960an. Mayoritas klip yang digunakan berasal dari DVD. Namun, terdapat satu potongan adegan dimana seorang laki-laki dan si perempuan kaya, Peneolope, berada dalam satu mobil. Dan kami tidak bisa menemukan adegannya dimana pun. Jadi akhirnya kami mengunduh dari Torrent. Tapi kualitasnya tidak terlalu bagus. Akhirnya kami menggunakan layar yang lebih kecil.

Beberapa DVD yang kami gunakan, dibeli di pasar seperti Mangga Dua, juga di Cina dan di Moskow. Di sini kami membeli 10 film seharga 100 ribu rupiah. Dan kualitasnya cukup baik. Jika membeli di toko, maka harganya bisa menjadi sangat mahal. Sayangnya jika membeli di pasar, kami tidak bisa mengetahui apakah kualitasnya baik atau buruk. Kadang kami hanya ingin mencoba apakah kami bisa mengolahnya kembali atau tidak. Dan kadang kami tidak bisa menggunakannya sama sekali. Kami harus membeli banyak film dan menontonnya, untuk menentukan sampel yang akan digunakan. Di Inggris, harga satu film sekitar 15-25 poundsterling. Maka akan menjadi sangat mahal, jika kami terus menerus membeli film.

Wok : Apakah kamu melihat dirimu sendiri sebagai promotor Creative Commons?
Graham : Sebenarnya kami adalah kolega. Ketika kami di SXSW tahun lalu, mereka membuka stand. Dan kami mengobrol dengan orang-orang mereka. Karya dengan lisensi Creative Commons bukanlah jenis karya yang ingin kami olah kembali. Karya-karya seperti dokumenter. Dan juga tidak diperbolehkan untuk mengeksploitasi secara komersial. Jika tidak bisa dieksploitasi secara komersial dan bukan jenis karya yang ingin kami gunakan, maka kami lebih memilih untuk mengambil dari film Hollywood. Melakukannya secara ilegal. Tapi kami juga banyak berbicara dengan pihak studio dan BBC. Dan mereka selalu mengajak kami untuk membuka arsip perpustakaan mereka. Karena seluruh budaya ini mulai “mendidih”. Ketika kamu memasak, kamu memasukkan ayam, sayuran, lalu menambahkan air, dan masakan itu mulai mendidih. Masakan itu belum matang, tapi sudah mendidih. Ungkapan yang sama digunakan untuk menyebut sebuah gerakan, seperti gerakan seni rupa. Gerakan itu mulai “mendidih”. Mereka belum siap, namun sudah mulai berkembang. Ini merupakan sebuah ungkapan Inggris. Dan inilah menurut saya, dengan apa yang kami lakukan, dan Megamix Militia, ini semua mulai mendidih. Di lima atau sepuluh tahun ke depan, kita akan siap.

Dan sekarang, kami mulai bertemu pihak-pihak yang baik. Orang-orang dari studio dan BBC. Mereka mulai mengerti. Mereka mulai berpikir bahwa, gerakan ini benar-benar terjadi.

Francoise : Tapi anehnya, ini belum muncul di industri musik. Mereka sangat lamban dalam mengikuti perkembangan ini. Tidak memungkinkan untuk mengolah kembali musik dari tahun 50an dan 60an. Sangat sulit untuk mengakses hak paten dan untuk mendapatkan hak cipta.

Wok : Kecuali karya di wilayah publik.

Graham : Ya kecuali di wilayah publik.

Ade : Jadi seringkali, kamu melakukannya secara ilegal?

Graham : Yah.. (tertawa) Tentu saja kami melakukannya. Saya pikir bagaimana lagi bisa kami lakukan?

Wok : Bisakah kamu menceritakan kami mengenai kasus James Bond yang kamu alami?
Graham : Kasus ini sangat lucu dan aneh. Kami membuat karya dengan mengolah kembali potongan-potongan adegan dari film-film James Bond. Ini merupakan semacam tribut. Seperti ketika kamu menyukai sesuatu dan kamu melakukan penghormatan. Kami tampil di National Theatre, London, sebuah tempat yang cukup besar. Ketika itu mereka membuat sebuah acara amal. Mereka mengadakan sebuah acara makan malam untuk orang-orang kaya. Saya yakin, kamu pasti pernah mendengarnya, ini sangat umum di Amerika, terutama di Inggris, dimana banyak terdapat donor untuk seni. Di sana banyak patron-patron yang kaya, seperti produser televisi, aktor terkenal, dan mereka semua duduk di meja-meja. Semacam sebuah acara makan malam. Sama seperti yang mereka lakukan di Amerika, dalam penggalangan dana untuk kegiatan politik. Orang-orang ini membayar banyak sekali untuk ikut serta dalam acara ini. Jadi ini adalah audiensnya, bukan publik umum. Acara ini diperuntukkan bagi orang-orang kaya yang merupakan patron dari National Theatre. Mereka juga mengadakan pelelangan kesempatan makan malam dengan orang-orang terkenal. Mereka akan membayar 5.000, 10.000, atau 15.000 poundsterling untuk makan bersama orang terkenal. Dan hasil uangnya akan diberikan pada lembaga amal. Mereka berpikir akan mendapatkan sesuatu dengan makan malam bersama orang terkenal.

Karena kami pernah melakukan proyek dengan National Theatre, maka kami diajak untuk tampil.. Dan mereka mengajak banyak orang yang pernah melakukan proyek bersama National Theatre, seperti kelompok drama, teater, musik, untuk tampil selama 10 menit. Setiap kelompok harus tampil selama 10 menit. Dan salah satu hadiahnya adalah kunjungan ke set film 007. Tempat dimana mereka membuat seluruh film James Bond. Ini adalah hadiah terakhirnya. Dan kami berpikir untuk mengejar hadiah ini. Akan sangat bagus jika kami membuat karya dengan mengolah kembali film-film James Bond. Tapi yang tidak kami ketahui adalah produser-produser film James Bond juga hadir di acara itu, seperti Michael G. Wilson dan Barbara Broccoli, anak dari Cubby Broccoli. Tidak ada yang pernah menunjukkan materi-materi ilegal dari film mereka. Setelah 10 detik kami memutarkan video kami, Michael G. Wilson lompat ke panggung dan dia sangat marah. Dia mendatangi kami dan bertanya darimana gambar-gambar ini berasal. “Saya adalah produser dari semua film James Bond, dan yang kalian lakukan adalah ilegal.” kata Michael G. Wilson. Dalam sebuah ungkapan di bahasa Inggris, terdapat kalimat “tertangkap dengan celana yang melorot”. Seperti ketika kamu berhubungan seks dengan sekretaris, dan kamu tertangkap dengan celana yang melorot. Dan kami pun “tertangkap dengan celana melorot”.

Francoise : Dan juga pada video ini, kami mengolah kembali semua film James Bond, termasuk yang baru. Dan film ini baru saja dirilis. Inilah yang menjadi pertimbangannya.

Graham : Sebenarnya film baru ini, belum diputar di bioskop. Tapi dua hari sebelum penampilan kami, diselenggarakan peluncuran perdana dari film ini, Casino Royale. Ratu datang pada acara tersebut, dan juga produser ini. Sebuah acara yang sangat besar. Dan mereka menyiarkannya di televisi. Mereka juga menyiarkan potongan adegan film ini di televisi. Jadi kami mengambil potongan ini dari televisi dan menambahkan efek tertentu. Jadi ketika produser ini bertanya “Darimana kalian mendapatkan klip ini?”, kami pun menjawab “Dua hari yang lalu dari televisi”. Kami menyatakan bahwa kami tidak memiliki salinan dari film ini. Kami juga belum menonton film ini. Dia benar-benar sangat marah.

Francoise : Setelah pemutaran video tersebut, para audiens bertepuk tangan. Dan reaksinya sangat bagus. Kami pikir seseorang akan menelpon polisi atau kami akan mendapatkan surat dari pengacara tapi akhirnya tidak ada yang terjadi.

Graham : Ya, syukurlah!

Francoise : Untungnya!

Graham : Kami tidak akan memainkannya lagi. Kami tidak akan menggunakan James Bond lagi. Ini terlalu berbahaya.

Francoise : Tapi sayang sekali, karena ini merupakan pengolahan kembali yang sagat bagus. Dan kami menghabiskan banyak tenaga serta waktu untuk membuatnya.

Graham : Kami ingin memainkannya kemarin (di acara JADE-red.), tapi terlalu banyak orang. Dan terlalu banyak kamera. Kami tidak mau orang merekamnya. Kami akan memutarnya di diskusi atau situasi privat. Dimana tidak ada yang memiliki kamera atau tidak ada siapa pun yang akan merekamnya.

Francoise : Apakah menurutmu di Yogyakarta, terdapat lebih banyak orang yang melakukan mixing dan mash ups daripada di Jakarta?
Wok : Tapi mereka tidak tampil di klub-klub besar. Mereka tampil di acara musik yang kecil. Jumlahnya cukup banyak, terutama anak muda.

Graham : Ini sangat lucu karena orang-orang yang mengorganisir acara ini dan dalam beberapa wawancara, mereka tidak tahu ada yang melakukan hal yang sama di Indonesia. Saya bilang tidak banyak, tapi ada beberapa di Indonesia. Dan mereka bertanya dimana? Dan saya bilang di Yogyakarta. Saya menceritakan mereka soal Megamix Militia.

(english version)
On a movement that starting to bubble, getting caught with trousers down, and some other things.

Wok : Do you use downloaded movie for your remix?
Graham : Not often. Because sometimes the quality wasn’t so good. Usually the Americans who done them. So they came in NTSC or in small 564 type(?). It’s okay if you played it in small clubs. But when you played it in big screen, it looks shitty.

Wok : But Torrent also provide a DVD rip. Some VTS types also.
Graham : Yeah. Sometimes we can find a good quality video there. Sometimes we used downloaded video. In one gig, we remix the thunderbird. The one from the 60s. Most of the clips were from DVD. But there’s one scene when the guy and the rich lady, Penelope, in the car. We can’t find it anywhere. So we download from torrent. But the quality wasn’t really good. So we used smaller screen.

Some of the DVD that we used, we bought them in market like Mangga Dua. or in China. Also in Moscow. We bought these like ten films for 100 thousand rupiahs. And the quality was quite good. If you buy all of this film from shops, it can be very expensive. We don’t know if the quality is good or not. Sometimes we just try it, to see if we can remix it. Sometimes we can not remix it at all. We have to buy many films, and watch it if we can use it as a sample. In the UK, one film can be 15-25 poundsterling. It can be very expensive if you buy more and more film.

Wok : Do you see yourselves as promoter of Creative Commons?
Graham : Actually we are colleague. When we’re in SXSW last year. And they had a little stand. We talked to the guys there. Works that are under Creative Commons license arent’ the type of works that we like to remix. Works like documentary. And also you’re not allowed to commercially exploit it. If you can’t commercially exploit it, it’s not really the works that we want to use.. We choose to just take Hollywood films and do it illegally. We’re also talking with the studios and the BBC. All of this kind of people keep saying, Please come on. You have to open our library. Because this whole culture, it started to bubbling. When you cook something, and you put the chicken in, the vegetables then you fill out some water and it started cooking. It haven’t cooked yet, but it’s bubbling. You’re using the same phrase, when you’re telling about art, the art movement. The scenes are bubbling. It’s not yet ready, but it’s started to happen. It’s an english phrase. And I think with what we’re doing, with Megamix Militia, I think it’s bubbling under. In five, maybe ten years, we’ll be ready.

And now finally we’ve started to find good people. People within the studio or the BBC. They started to understand. They started to think, this stuff is really happening.

Francoise : And the strange thing is , it’s not yet beginning in the music industry, they are so slow in catching up. It wouldn’t make sense to remix the music from 50s and 60s. It’s very difficult to access the patent and to get your right.

Wok : Except for Public Domain.

Graham: Yes except for Public Domain.

Ade : So mostly, you did it illegally?
Graham : Well… (laugh). It’s obviously ,a yes, we did. I think what else can we do?

Wok : Can you tell me more about your James Bond case?
Graham : That’s very funny. That’s very strange. It was because we made this remix. Which was a homage. It’s like when you like something and you pay a tribute. We took all the James Bond movie and we mix it into one remix. We performed it live in the National Theatre in London. Because we’ve done quite a lot project in the National Theatre. They are quite a big venue in London. They’re doing fundraising. They held a big dinner for very very very rich people. I’m sure you’ve had heard about this, it’s very popular in America. and especially in England where they had many funding in arts. There, they got rich patrons, like big TV producers, famous actor, and they all sit around in the table. Like they have big dinner. Similar like they do with fundraising for politics in America. This people pay a lot to be included in these things. So this is the audience. It’s not for public. It’s for all of these rich people who are patrons of the National Theatre. And they also have this auction where famous people will say “Take me to the dinner” and people started to pay for 5.000 or 10.000, 50.000 dollars. They bid to pay for the charity. They also think that they are getting something because they’re gonna have dinner with the famous people.

Because we had done projects with the National Theatre. And they asked many many people who already done projects with the National Theatre, such as play, theater, music, to perform for 10 minutes. Each groups gave 10 minutes performance. And one of the prize that they gave was to view and visit the film set of 007. In the place where they made all of the James bond movie. And to meet Daniel Craig, the new James Bond. That was the last prize. And we’re thinking, hey we gonna have to chase this prize. It would be great if we do the remix of James Bond. But what we didn’t know was that some of the producers of all James Bond films were among the audience, like Michael G. Wilson, Barbara Broccoli, who is the daughter of Cubby Broccoli. All of these people. And no one had ever shown them the illegal mixing of their film. Within the 10 second after we play our remix, Michael G. Wilson jumped to the stage. And he was very angry. He jumped to the stage and coming at us, and he said where all of these images coming from? What the fuck are you doing? I’m producing all of the James Bond movie, from the beginning. This is illegal. And we’re like “Shit!”. And in English, there is a phrase “Caught up with your trousers down”. It’s like you’re having sex with your secretary and you got caught with your pants down. And we’re like caught up with our trousers down.

Francoise : And also for this remix, we sample all of the James Bond movie, including the new one. The new film just got released, so this was his main concern.

Graham: Actually the new film, has not been played yet in the cinema. But two days before, there’s a royal premiere of the new film, the Casino Royale. There’s the Queen, and then this guy also came. A Big premiere. And they showed a little clip of the movie in TV. So we take this little clip from TV. And add some scratch to it. So when he asked “Where the fuck are you taking this clip?” and we said “from TV!”. We said “two days ago from the TV”. We said we didn’t have a copy of this film. We haven’t seen the film. Well, he’s just really really angry.

Francoise : But after the screening, the audience clapped. And the reaction was really really good. We thought somebody would call the police or we’ll get a letter from a lawyer but nothing happened.

Graham :Yeah, tip the wood!

Francoise : Fortunately!

Graham: And we are never gonna play this anymore. We’ll never gonna use James Bond anymore. It’s too dangerous.

Francoise : But it’s too bad because it’s such a good remix. And we spent a lot of work and time to make it.

Graham : We would play it yesterday in the tour, but there’s too many people. And too many camera. We don’t want people to film it. But we would play it in a talk or in private situation. Where nobody has camera, or nobody has anything to record it with.

Francoise : Do you think in Yogyakarta there are a better scene for mixing and mash ups artist than in Jakarta?
Wok: But they are not playing in the big clubs. More like playing in the small gigs. There are lots of them, especially young people.

Graham : It’s funny, because the guys who organize this and in some interview, they didn’t know if there anybody else who does similar things in Indonesia. I said it’s not many, but there’s few in Indonesia. And they asked where? and I said in Yogyakarta. I told them about Megamix Militia.

Foto oleh Daniel Satyagraha, sumber we need more stages. File audio dapat diunduh lewat link ini.


Leave a Reply